Kamis, 29 Januari 2009

(Lebih Lagi) Bagi Penanggulangan Kemiskinan


Tahun 2009 diidentifikasikan sebagai tahun politik dan tahun krisis global. Sebagai tahun politik karena pada tahun inilah akan dilaksanakan pemilihan legislatif pada bulan April dan pemilihan presiden dan wakil presiden pada bulan Juni atau bulan Juli. Predikat sebagai tahun krisis juga disematkan pada tahun 2009 mengingat dampak krisis keuangan global yang terjadi pada tahun 2008 lalu diperkirakan akan mulai dialami sektor riil dan kegiatan ekonomi masyarakat.


Di samping itu, diperkirakan adanya ancaman PHK yang besar-besaran, pengangguran, pemulangan TKI besar-besaran. Kondisi yang demikian tentunya bisa menimbulkan kecemasan jika kita tidak sebaik mungkin mengantisipasinya. Ancaman terjadinya bertambahnya pengangguran dan kemiskinan harus diantisipasi sedini mungkin melalui berbagai program yang tepat sasaran.

Tahun 2009 juga menjadi sangat penting karena merupakan tahun terakhir dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009. Sesuai dengan tema pembangunan RKP tahun 2009 yaitu Peningkatan Kesejahteraan Rakyat dan Pengurangan Kemiskinan, maka pemerintah menetapkan tiga prioritas pembangunan nasional.

Prioritas pertama, meningkatkan pelayanan dasar dan pembangunan perdesaan. Prioritas kedua, percepatan pertumbuhan yang berkualitas dengan memperkuat daya tahan ekonomi yang didukung oleh pembangunan pertanian, infrastruktur dan energi. Prioritas ketiga, peningkatan upaya anti korupsi, reformasi birokrasi, pemantapan demokrasi, serta pertahanan dan keamanan dalam negeri.

Kita tentu masih harus tetap bersyukur, secara umum kondisi perekonomian Indonesia secara makro masih baik. Hal ini dapat dilihat pada angka pertumbuhan pada tahun lalu yang mencapai angka di atas 6 persen. Tingkat inflasi juga masih terkendali sekitar 11% dengan menjaga kelancaran dan kecukupan pasokan barang dan jasa, serta langkah penurunan harga Bahan Bakar Minyak sebanyak dua kali pada bulan Desember 2008 yang lalu.

Di samping itu, yang patut membuat kita semua optimis pada tahun ini anggaran APBN dapat melampaui angka 1.000 (seribu) triliun dan tercatat sebagai APBN terbesar dalam sejarah Republik Indonesia. Seluruh dana APBN 2009 berjumlah 1.0037,1 triliun yang terdiri atas Anggaran Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp 716,4 triliun dan Anggaran Transfer ke Daerah berjumlah Rp 320,7 triliun.

Pemerintah juga telah mengambil kebijakan untuk memasukkan beberapa kebijakan stimulus fiskal guna mendukung tingkat pertumbuhan perekonomian, perlindungan sosial, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Stimilus fiskal ini dapat kita lihat dari sisi perpajakan misalnya. Pemerintah telah memberikannya dalam bentuk penurunan tarif Pajak Penghasilan Badan dan Perorangan, kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), Pajak Pertambahan Nilai dan Bea masuk ditanggung pemerintah sebesar Rp12,5 triliun, sebagai upaya agar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menghindari dampak krisis global.

Menambah Stimulus

Selain itu, di luar program dan anggaran yang telah direncanakan dalam APBN 2009, pemerintah kemungkinan besar akan menambah stimulus fiskal dengan memanfaatkan dana lebih anggaran di tahun 2008 yang difokuskan pada upaya mempertahankan daya beli masyarakat dan mengurangi dampak PHK. Kebijakan tersebut diwujudkan melalui penguatan pembiayaan UKM, peningkatan daya saing sektor riil dan industri terpilih melalui insentif pajak dan bea masuk, serta kegiatan dukungan infrastruktur padat karya.

Di sektor perlindungan sosial, pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraaan masyarakat, pemerintah terus memberikan prioritas yang besar. Untuk perbaikan akses dan kualitas pendidikan sebesar Rp207,4 triliun, jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) sebesar Rp7,2 triliun, program keluarga harapan (PKH) sebesar Rp1,75 triliun, dan BLT sebesar Rp3,7 triliun.

Untuk menjaga daya beli masyarakat dan mengurangi dampak pemutusan hubungan kerja, pemerintah menyiapkan program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Program tersebut diwujudkan dalam bentuk pembangunan jalan dan jembatan, sarana air minum, pasar, irigasi, serta listrik yang tersebar di lebih dari 5 ribu kecamatan.

Anggaran Program PNPM Mandiri mengalami kenaikan yang cukup drastis bila dibandingkan dengan tahun lalu. Dengan anggaran sebesar Rp. 11,01 triliun dan ditambah 5 triliun dalam ABPN_P 2009, program ini diharapkan akan dapat membuka lapangan kerja yang lebih besar. Hal ini jika kita menengok keberhasilan PNPM Mandiri pada tahun 2008, dengan anggaran sebesar Rp 4,40 triliun, telah membuka lapangan kerja 41,3 juta orang.

Perluasan lapangan kerja juga dilakukan melalui peningkatan pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah. Salah satunya dengan menambah jaminan kredit untuk program Kredit Usaha Rakyat (KUR) agar cakupan penyaluran kredit semakin luas. Pada tahun anggaran 2009, pemerintah menambah dana jaminan KUR Rp 2 triliun, sehingga total jaminan mencapai Rp 3,4 triliun. Dengan gearing ratio 1 : 10, maka pihak perbankan akan dapat menggulirkan KUR yang bisa mencapai 34 triliun dengan jumlah nasabah yang dapat dijaring adalah sekitar 3 sampai dengan 4 juta nasabah, khususnya nasabah dengan pagu kredit sampai dengan 5 juta rupiah. Bila satu nasabah rata-rata mempekerjakan sekitar 3 sampai dengan 8 orang pekerja berdasarkan pengamatan pada kinerja KUR tahun 2007 - 2008, maka dapat dibayangkan betapa besar jumlah lapangan kerja yang dapat digerakkan oleh KUR ini.

Program KUR terbukti memberikan kesempatan dan membuka akses pada bantuan permodalan untuk meningkatkan kemampuan usaha produktif masyarakat miskin dan hampir miskin. Hingga akhir November 2008, jumlah nasabah mencapai 1.566.859 dengan nilai kredit yang direalisasikan sebesar Rp 12.012 Triliun. Program ini pada tahun lalu telah mampu membuka lapangan kerja bagi 4,59 juta orang. Untuk itu diharapkan pada tahun ini, dapat membuka lapangan kerja untuk 12 juta orang.

Di samping itu, Pemerintah juga terus menaikkan subsidi untuk program beras miskin (raskin) pada tahun 2009 dari Rp 11,66 triliun pada tahun 2008, menjadi Rp 12,9 triliun pada tahun 2009.

Penutup

Kita semua menyadari bahwa tahun 2009 merupakan tahun yang penuh tantangan dalam upaya mewujudkan target-target program akibat krisis ekonomi dunia yang melanda. Pencapaian target penurunan tingkat kemiskinan dan pengangguran semakin membutuhkan kerja keras dari semua pemangku kepentingan melalui program yang semakin terkoordinasi dan terpadu.

Berbagai keberhasilan yang telah dicapai harus dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan. Kita semua telah mampu mewujudkan secara nyata pencapaian angka kemiskinan dan pengangguran tahun 2008 merupakan yang terbaik sejak tahun 1997. Angka kemiskinan terus mengalami penurunan menjadi 15,4 persen (2008) dan angka pengangguran menjadi 8,3% (Agustus 2008). Betapa besar tantangan yang harus dihadapi pada tahun ini, kita semua tidak perlu panik dalam menghadapinya. Kita harus tetap well-prepared, well planned dan well coordinated sampai ke unit yang paling operasional. Berbagai instrumen well prepared, well planned dan well coordinated harus tetap terjaga. Semisal, ketersedian database harus selalu up to date dengan baik.

Monitoring dan evaluasi program harus tetap dijalankan setiap waktu. Koordinasi harus dijalankan setiap waktu guna menjaga konsistensi mulai dari kebijakan sampai pada tahap operasionalnya. Dan, yang tidak kalah penting adalah pemberian informasi dan edukasi yang benar-benar lengkap kepada masyarakat agar tidak ikut-ikutan panik atau termakan isu-isu politik yang dapat mengganggu kinerja berbagai program yang dijalankan pemerintah. Sehingga segala program dalam rangka mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat akan dapat tercapai secara optimal.

Dikaitkan dengan berbagai upaya kampanye dalam rangka menjaring pemilih baik dalam pemilihan anggota legislatif maupun presiden dan wakil presiden, maka dengan adanya program-program yang pro-rakyat dan telah memberikan hasil nyata bagi masyarakatnya, maka kampanye yang dilakukan tidak bisa lagi dengan mengumbar janji-janji belaka. Rakyat sudah tahu apa yang terbaik bagi mereka, apa yang lebih bermanfaat bagi mereka.

Dengan demikian, melalui program-program untuk rakyat ini, maka satu-satunya pemenang Pesta Demokrasi adalah Rakyat itu sendiri yang menentukan yang terbaik bagi mereka dan menjatuhkan pilihannya pada calon-calon yang mampu memberikan yang terbaik tersebut bagi mereka. Menjadi perhatian dan keperdulian kita semua untuk menjadikan rakyat adalah pemenang pemilu legislatif dan presiden serta wakil presiden, artinya bahwa yang nantinya mendapatkan amanah dari rakyat adalah yang memang mampu memberikan yang terbaik bagi rakyatnya dan bukan hanya pintar menebarkan janji-janji dalam kampanyenya. Rakyat ingin yang konkrit dan rakyat tidak akan bisa dibohongi lagi.

Dimuat di Majalah KOMITE Edisi 15 Januari 2009

Tidak ada komentar: