Jumat, 31 Oktober 2008

Ruh Pemberdayaan Masyarakat

Apa sesungguhnya ruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)? Ruh tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah rasa syukur manusia terhadap segala anugrah nikmat dan rahmat yang diberikan Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Rasa syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa ini diwujudkan dengan menyukuri apa yang telah dilimpahkan kepada kita semua, baik berupa tubuh dan badan yang sehat, ‘daya’ atau kemampuan yang diberikan, anugerah sumber daya alam yang ada di sekitar kita, yang semuanya dapat dimanfaatkan dalam batas-batas yang diperintahkan Allah SWT, agar memberikan keselamatan bagi semua dalam ridho-Nya.

Mengapa kita harus bersyukur dan mensyukuri Nikamt Allah SWT? Dengan selalu bersyukur kepada Allah SWT, maka terkandung di dalamnya ada pembangunan karakter perorangan, keluarga, masyarakat dan bangsa. Siapa saja yang mampu bersyukur, maka dia akan selalu rendah hati, selalu sadar dan paham bahwa semuanya karena ridho Allah SWT. Tidak akan seseorang akan merasa tinggi hati dan menyombongkan diri bila ia pandai bersyukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian, merupakan janji Allah SWT bahwasanya bilamana seseorang atau suatu kaum bersyukur atas segala nikmat yang diberikan-Nya, maka Allah SWT akan melipat-gandakan Nikmat-Nya. Ini janji Allah SWT, yang sudah pasti atau haqqul yaqqin terwujud. Bukan janji manusia atau janji suatu organisasi/lembaga. Apakah kita masih meragukan akan Janji Allah SWT?

Bilamana seluruh kelompok masyarakat, peserta PNPM Mandiri beserta para fasilitatornya, beserta siapa saja yang berkaitan dengan PNPM Mandiri mampu bersyukur dan mampu menyukuri kemampuan dan sumber daya alam yang diberikan dengan memanfaatkannya sesuai dengan perintah-Nya, maka mereka termasuk kepada golongan yang diberikan rahmah dari Allah SWT yang berlipat ganda. Bilamana semua kelompok masyarakat dan akhirnya seluruh komponen bangsa Indonesia demikian, maka bangsa dan negara Indonesia akan menjadi negara yang diselamatkan oleh Allah SWT dari segala bencana dan musibah dan juga akan dikeluarkan dari jerat-jerat kemiskinan. Ini yang sebenarnya menjadi hakikat atau Ruh PNPM Mandiri.

Manusia sebagai mahluk Tuhan, adalah mahluk yang paling lengkap yang telah diciptakan-Nya. Kerena itu potensi yang ada pada manusia sangatlah besar. Salah satu potensi yang ada adalah potensi untuk saling berbagi dan memberi terhadap sesama mahluk Allah yang membutuhkan. Sebagai mahluk sosial, manusia tidak bisa lepas tangan dari fungsi-fungsi sosialnya. Kenyataan tersebut merupakan sunattullah karena manusia adalah khalifah dimuka bumi ini. Sebagai khalifah, memberdayakan segenap potensi yang ada baik yang ada pada dirinya maupun yang ada pada orang lain atau lingkungan sekitarnya merupakan wujud pertanggungjawabnya terhadap fungsi kekhalifahannya serta bukti eksistensinya sebagai manusia.

Seluruh manusia, bahkan yang paling papa dan fakir miskin-pun, pasti mempunyai ‘daya’ atau kemampuan ataupun yang dikatakan potensi diri. Bilama manusia sudah tidak mempunyai ‘daya’ atau potensi diri, maka sejak lama telah musnah terseleksi oleh hukum alamiah. Pemberdayaan masyarakat yang menjadi pendekatan utama dalam PNPM Mandiri adalah untuk membangunkan daya atau potensi diri kelompok masyarakat tersebut. Selain potensi diri dibangunkan dan diperkuat, semangat dan motivasi masyarakat juga dibangkitkan. Motivasi dan semangat masyarakat akan bangkit dengan sendirinya bilamana mereka mengerjakan sesuatu yang menjadi impian-impiannya sendiri, cita-citanya sendiri dan bukan impian-impian orang lain. Bilamana masyarakat mengetahui akan dibantu untuk mewujudkan impian-impiannya, untuk usahanya, untuk kesehatan dan pendidikan anak-anaknya, untuk kebaikan dirinya, maka masyarakat bahkan rela untuk berkorban untuk mengorbankan apapun untuk mewujudkan impian-impiannya. Disinilah inti PNPM Mandiri.

PNPM Mandiri membantu masyarakat mewujudkan impian-impianya sendiri, untuk dirinya, keluarganya, masyarakatnya, lingkungannya dan seterusnya. Bukan impian para fasilitator dan konsultannya, bukan impian Tim Pengendali PNPM Mandiri, bahkan bukan impian elit-elit desa atau kecamatan serta kabupaten/kotanya. Ini impian mereka sendiri, yang menginginkan sekolah yang terbaik, kesehatan yang terbaik dan usaha yang maju dan sebagainya. Kekuatan sebuah impian sangat besar dan mampu membangkitkan tekad, motivasi dan semangat yang kuat. Dunia banyak diubah oleh orang-orang yang mempunyai impian yang besar.

Peran dan fungsi manusia dalam memberdayakan dirinya sendiri dan sesama manusia serta memberdayakan lingkungan sekitarnya sangatlah kontekstual serta relevan dengan perintah agama. Di dalam bahasa agama manusia yang paling baik adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya serta lingkungannya. Kemudian frase-frase tersebut diperkuat lagi dengan ungkapan bahwa siapa saja yang ingin mengenal Tuhannya, maka dia harus mengenal dirinya sendiri. Siapa saja yang ingin mengenal dirinya, maka dia harus mengenal lingkungan sekitarnya.

Pengertian secara bebas dan sederhana bahwa manusia yang paling baik adalah manusia yang paling banyak manfaatnya bagi manusia lainnya adalah bahwa manusia tersebut dapat memanfaatkan segenap potensi yang ada pada dirinya secara maksimal untuk kepentingan dan kebaikan orang lain serta lingkungan sekitarnya. Potensi tersebut mencakup tenaga, harta benda, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya.

Dengan kemampuan dan potensi yang ada manusia dapat merubah kondisi dirinya, orang sekitarnya serta lingkungan disekitarnya. Artinya manusia adalah subyek pertama dan utama yang menjadi fokus pemberdayaan atau pengangkatan derajat manusia itu sendiri. Kemudian, manusia haruslah memiliki kepekaan sosial dan lingkungan yang tinggi. Hal itu dibuktikan dengan penegakan nilai-nilai kemanusian, gotong royong, saling berbagai, kasih sayang. Dengan begitu, orang lain akan sangat merasakan manfaatnya kehadiran kita.

Proses pemberdayaan masyarakat dalam PNPM Mandiri dimulai dengan mengenali potensi diri, keluarga dan masyarakat serta lingkungan sekitar. Ini adalah upaya memetakan kemiskinan mereka secara partisipatif dan juga mengenali potensi-potensi yang mereka punyai. Ini adalah upaya untuk mewujudkan rasa Syukur kepada Allah SWT, bahwa ternyata Allah SWT telah memberikan berkah dan rahmah-Nya dalam diri kita dan di sekitar kita. Tanpa kita sadari, kita telah diberikan-Nya bakat-bakat terpendam untuk bercocok tanam, untuk mencari ikan, untuk membuat kerajinan, dan berbagai bakat lain. Tanpa kita sadari di sekitar kita banyak sekali rahmah dari Allah SWT yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan kita. Di dekat kampung kita ada sungai yang deras yang dapat menggerakan pembangkit listrik mikro hidro. Di kebun kita ada pohon kelapa yang dapat dimanfaatkan batok kelapanya menjadi barang kerajinan yang diminati oleh internasional sehingga mampu mendatangkan devisa dan bernilai tambah tinggi. Rasa syukur akan membuahkan kesadaran, bahwa ternyata Allah SWT sudah membekali kita dengan berbagai rahmah-Nya. Timbul pertanyaan, jadi mengapa kita jadi miskin seperti sekarang? Padahal kita dan di sekitar kita telah diberikan begitu banyak Rahmah-Nya dalam berbagai bentuk? Mestinya kalau kita berusaha, kita tidak akan jatuh dalam kemiskinan. Ini kekuatan kesadaran yang akan menumbuhkan semangat dan tekad dari dalam diri mereka. Tapi kita tidak bisa apa-apa? Kemampuan kita tidak besar? Maka kita harus berkelompok, saling membantu, saling memperkuat. Disinilah mengapa PNPM Mandiri mempersyaratkan adanya kelompok masyarakat sebagai sasarannya. Semangat kerukunan dan kegotong-royongan sosial ekonomi ditumbuhkan dan dikuatkan di masyarakat.

Masuk pada tahap penggalian gagasan, maka kelompok-kelompok masyarakat diajak untuk merancang mimpinya, cita-citanya. Apa yang sebenarnya mereka inginkan selama ini untuk mereka sendiri, untuk keluarganya, untuk desanya, untuk masyarakatnya dan seterusnya. Ini adalah tahap yang terpenting dari seluruh proses pemberdayaan masyarakat. Ini adalah tahapan “dream building”. Bilamana impiannya baik, maka baiklah seluruh proses pemberdayaan dan sebaliknya bilamana impian atau gagasannya tidak baik, misalnya dana BLM-nya lebih baik bagi rata atau untuk biaya perhelatan sambil menanggap orkes dangdut, toh sama juga dengan syukuran, maka akan kacau balaulah seluruh proses pemberdayaan masyarakat dan tidak akan menghasilkan insan-insan yang berdaya dan mandiri.

Pada tahap inilah, upaya untuk menyukuri segala karunia Allah SWT dimulai. Menyukuri nikmat Allah SWT pada haklikatnya adalah menjalankan upaya-upaya dengan memanfaatkan segala potensi yang diberikan, baik potensi diri maupun potensi sumberdaya alam dan binaan yang ada di sekitarnya, dengan tetap sesuai dengan perintah Allah SWT dan tidak menciptakan kerusakan. Bila ada sungai disana tidak dikotori dengan sampah, bila ada hutan tidak ditebang, bila ada terumbu karang tidak menggunakan bom ikan untuk mencari ikan karena akan menghancurkan terumbu tersebut dan sebagainya. Dimasukkanlah ke dalam pelatihan masyarakat dalam PNPM Mandiri mengenai pembelajaran tentang memelihara dan menjaga alam agar tetap lestari. Ini wujud menyukuri nikmat Allah SWT. Walaupun ada pemanfaatan alam, namun sepenuhnya buat kemaslahatan bersama serta tidak dimanfaatkan secara serampangan.

Penutup

PNPM sebagai aplikasi dari ungkapan rasa syukur atas segala nikmat dan rahmat Allah hanya menjadi salah satu upaya saja untuk membuka cakrawala peluang yang lebih luas bagi masyarakat. Selebihnya masyarakat umum ikut mengimplementasikan rasa syukur tersebut dengan cara membuat lembaga-lembaga pemberdayaan masyarakat atau paling tidak masyarakat ikut prihatin atau merasakan apabila ada orang disekitar mereka dalam kesusahan. Jadi, yang menjadi ruh paling tinggi dalam PNPM adalah sifat kemanusia dan ketaqwaan manusia itu sendiri.

Tujuan kemanusiaan dari PNPM Mandiri adalah terbentuknya individu dan kelompok masyarakat yang pandai bersyukur dan menyukuri segala Nikmat serta Rahmah dari Allah SWT. Menjadikan insan-insan yang selalu berbuat kebajikan dan kebaikan. Menjadi insan-insan yang lebih condong untuk memberi kepada orang lain daripada meminta dan menuntut. Bila ini terwujud di masyarakat, maka nilainya tidak dapat dihitung dan dibandingkan bahkan dengan anggaran PNPM Mandiri yang dilipatgandakan sehingga menjadi ratusan trilyun rupiah.

Bilamana insan-insan, keluarga, masyarakat dan bangsa Indonesia di seluruh pelosok bisa menjadi insan dan masyarakat yang demikian, maka Indonesia akan menjadi bangsa dan negara yang sejahtera lahir batin, sehat, cerdas, maju, dan mandiri dan yang paling utama mendapat keselamatan dan ridho dari Allah SWT, dihindarkan dan dijauhkan dari segala bencana dan musibah apapun. Dikarenakan itu tadi, janji Allah SWT diwujudkan di Indonesia karena masyarakat dan bangsanya pandai bersyukur dan menyukuri segala nikmat-Nya. Insya Allah.

Di Muat di Majalah KOMITE Edisi 1 November 2008

Tidak ada komentar: